Fungsi Administrasi Pendidikan Islam

Fungsi Manajemen Pendidikan Islam



Sedangkan fungsi administrasi pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.

1.             Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan yaitu sebuah proses perdana saat hendak melaksanakan pekerjaan baik dalam bentuk anutan maupun kerangka kerja biar tujuan yang hendak dicapai mendapat hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan cuilan penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam memilih perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah menawarkan isyarat kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah planning apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kau kerjakan”. (Surah Al Hasyr [59] : 18)
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas sasaran kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai sasaran kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.

Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima kasus penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
·         Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan.
·         Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai.
·         Keterkaitan antara fase-fase operasional  planning dengan penanggung jawab operasional, biar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai.
·         Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan kawan kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melaksanakan penilaian secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
·         Kemampuan organisatoris penanggung jawab operasional.
Sementara itu berdasarkan Ramayulis (2008:271) menyampaikan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu mencakup :
·         Penentuan prioritas biar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan biar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
·         Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai penilaian terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
·         Formulasi mekanisme sebagai tahap-tahap planning tindakan.
·         Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.


Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk memilih acara berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang acara lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh lantaran itu buatlah perencanaan sematang mungkin biar menemui kesuksesan yang memuaskan.

2.             Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melaksanakan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, alasannya yaitu bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan gampang bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari administrasi dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan sanggup diselesaikan dengan sukses.[1]
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri, 2003:101)[2]
Sementara itu Ramayulis (2008:272) menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam yaitu proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, kiprah secara transparan, dan jelas. Dalam forum pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.[3]
Sebuah organisasi dalam administrasi pendidikan Islam akan sanggup berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jikalau konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini sanggup diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan forum pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
Dari uraian di atas sanggup dipahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua sesudah perencanaan yang telah dibentuk sebelumnya. Pengorganisasian terjadi lantaran pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diharapkan tenaga-tenaga pemberian dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk membuat kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap impian keterampilan dan pengetahuan.

3.             Fungsi Pengarahan (directing).

Pengarahan yaitu proses menawarkan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah yaitu orang yang menawarkan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan yaitu orang yang diinginkan sanggup merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan yaitu sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan yaitu sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam administrasi pendidikan Islam, biar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan sanggup dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan di luar kemampuan si peserta arahan, alasannya yaitu jikalau hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu sanggup dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam administrasi pendidikan Islam yaitu proses bimbingan yang di dasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.

4.             Fungsi Pengawasan (Controlling)

Pengawasan yaitu keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan planning yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri (2003:156) menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.[4]
Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spiritual.
Menurut Ramayulis (2008:274) pengawasan dalam pendidikan Islam memiliki karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, memakai metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut sanggup dipahami bahwa pelaksana aneka macam perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan memakai pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[5]




[1] George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). hal.73.
[2] Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, (Jakarta: Gema Insani, 2003), hal.101.
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, (Jakarta, 2008), hal.272.
[4] Didin Hafidudin, dkkManajemen Syariah dalam Prkatik....hal.156.
        [5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia. hal. 274.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fungsi Administrasi Pendidikan Islam"

Post a Comment