Contoh Laporan Kunjungan Lapangan Ke Daerah Pembuatan Garam Di Kajhu Aceh Besar

Kunjungan Lapangan ke Tempat Pembuatan Garam di Kajhu Aceh Besar
Proses pengolahan garam (NaCl) sumber dokumen pribadi

A. Latar Belakang

Garam merupakan bumbu komplemen untuk menciptakan banyak sekali jenis masakan menjadi lezat. Masyarakat pada umumnya mengkomsumsi garam untuk memenuhi kebutuhan pangan. Proses pembuatan garam di  Aceh pada umumnya memakai cara tradisional. Para petani garam kebanyakan mendapat materi garam dari air laut, biasanya pembuatan garam ini dilakukan secara individu maupun kelompok. Oleh alasannya itu, untuk mengetahui proses pembuatan garam kami melaksanakan pengamatan pribadi ke daerah pembuatan garam di Desa Mon Singet Pasar kajhu, Kec. Baitussalam, Kab. Aceh Besar.

       Proses pembuatan garam memakai air maritim sanggup diidentifikasi dengan memakai pucuk daun bakau atau buah kemiri sebagai alat untuk mengetahui  banyaknya kadar garam yang terkandung dalam air maritim tersebut. Dalam upaya untuk mengetahui proses pembuatan garam, maka dari itu perlu dilakukan kunjungan ini.
       Laporan hasil kunjungan pengamatan ini menjelaskan perihal proses pembuatan garam yang dilakukan secara tradisional, oleh alasannya itu penulis berharap hasil laporan ini sanggup bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi penulis khususnya.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan atas dilaksanakannya kunjungan lapangan ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana cara pembuatan garam.
2. Mengetahui metode yang dipakai dalam proses  pembuatan garam
3. Mengetahui tingkat kemurnian garam yang dihasilkan dari proses pembuatan tersebut.

C. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan kunjungan lapangan ini dilaksanakan pada hari Kamis, Tanggal 13 Oktober 2016  dari pukul 10.00 sampai 12.00 WIB

D. Tempat Kunjungan

Pabrik Garam yang beralamat di Desa Mon Singet, Pasar sehat Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar.

E. Peserta Kunjungan

Peserta yang mengikuti kunjungan lapangan ini yaitu mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Ar-Raniry  dari unit 01 yang totalnya berjumlah 29 mahasiswa.

F. Hasil Kegiatan

Beberapa ilmu yang kami dapatkan sehabis melaksanakan kunjungan ini, antara lain:

  • Mengetahui karakteristik air maritim yang banyak mengandung garam.

Air maritim yang banyak mengandung garam sanggup dibuktikan dengan mencelupkan pucuk daun bakau kedalam air maritim yang mengadung garam. Jika pucuk daun tersebut mengapung maka air maritim tersebut banyak mengandung kadar garam yang disebut dengan air tua, dan sebaliknya jikalau pucuk daun bakau karam maka air maritim tersebut belum banyak mengandung kadar garam yang disebut dengan air muda. Untuk mendapat air maritim yang banyak mengandung kadar garam, maka sanggup dihasilkan dengan cara menggenangkan air maritim kedalam petakan yang telah dibentuk dibawah sinar matahari selama minimal 3 hari, sehingga didapatkan air maritim yang banyak mengandung garam.

  •    Mengetahui metode yang dipakai dalam proses  pembuatan garam.

Proses pembuatan garam memakai 2 metode, yaitu metode cangkok (penguapan sinar matahari) dan metode perebusan. Metode penguapan sinar matahari dilakukan dengan mengalirkan air maritim pribadi kedalam petakan yang dibentuk oleh petani garam, sehabis mengalirkan air pada tiap petakan, maka air maritim tersebut dialirkan lagi kepetakan khusus sebagai meja garam. Kemudian diuapkan dengan sinar matahari selama 7 hari, dengan sendirinya air tersebut akan berkurang dan menjadi kristal garam. Kaprikornus metode ini bergantung pada sinar matahari. Sedangkan metode yang dipakai oleh narasumber petani garam kami yaitu metode perebusan. Metode perebusan dilakukan dengan mengalirkan air maritim kedalam petakan selama minimal 3 hari. Setelah itu air maritim yang mengandung garam diendapkan di dalam daerah yang telah disediakan selama 1 hari. Kemudian air maritim yang sudah mengandung banyak garam direbus selama 5 jam. Air maritim yang telah direbus akan menghasilkan garam yang siap untuk dipasarkan di sekitar Aceh Besar dan kota madya Banda Aceh. Kebanyakan petani garam di Aceh memakai metode ini alasannya proses pembuatan ini lebih cepat dibandingkan metode penguapan sinar matahari. 

  •    Mengetahui tingkat kemurnian garam yang dihasilkan dari proses pembuatan garam.

Garam yang dihasilkan dari proses diatas mempunyai tingkat kemurnian yang berbeda-beda. Garam dengan tingkat kemurnian rendah memilki warna kekuningan yang disebut K3 (kualitas 3), garam dengan tingkat kemurnian sedang mempunyai warna sedikit kekuningan yang disebut K2 (kualitas 2), sedangkan garam dengan tingkat kemurnian tinggi mempunyai warna putih higienis yang disebut K1 (kualitas 1).

G. Rekomendasi

  1. Kegiatan menyerupai ini sangat layak sekali untuk sering dilaksanakan biar sanggup mengetahui dan mempelajari pribadi bagaimana proses pembuatan garam.
  2. Untuk petani garam sendiri sanggup mengetahui tingkat kepedulian masyarakat akan proses pembuatan garam, alasannya banyak dari kalangan masyarakat yang tidak peduli akan proses pembuatan garam melainkan hanya menikmati hasil dari garam tersebut tanpa  ingin tahu bagaimana susahnya dalam proses pembuatan garam.
  3. Untuk mahasiswa sendiri sanggup mengetahui bagaimana proses pembuatan garam dan metode yang dipakai pada proses pembuatan tersebut secara pribadi bukan hanya teori saja.

H. Dokumentasi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Laporan Kunjungan Lapangan Ke Daerah Pembuatan Garam Di Kajhu Aceh Besar"

Post a Comment