Manajemen Pembelajaran

Reading LogQuis Manajemen Pendidikan


Nama          : Rafi Mariska
NIM            : 140208024
Buku Rujukan  :

Manajemen Kurikulum

Hasil penelitian terhadap administrasi kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Ketenegalistrikan Sekolah Menengah kejuruan N 2 Yogyakarta memunculkan fakta bahwa pengelolaan komponen administrasi kurikulum telah dilakukan dengan baik ditandai dengan perencanaan kurikulum berupa pembuatan kerangka dasar kurikulum. Kerangka dasar kurikulum yang ada di Program Studi Keahlian Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Menengah kejuruan N 2 Yogyakarta telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan pasal 6
ayat (1) yang menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas lima kelompok mata pelajaran.
Struktur kurikulum juga telah sesuai dengan hukum pemerintah yang berisi perihal mata pelajaran wajib, mata pelajaran kejuruan, muatan lokal, muatan lokal pengembangan diri. Di dalam kurikulum terdapat beban berguru yang dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran, beban pelajaran memakai sistem paket yang harus diikuti oleh penerima didik. Beban berguru juga berupa tatap muka yang dilakukan dalam 39 jam pelajaran dalam satu minggu. Pelaksanaan kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Menengah kejuruan N 2 Yogyakarta menurut kalender pendidikan yang dibentuk oleh sekolah.

Manajemen Pembelajaran

Hasil penelitian terhadap administrasi pembelajaran Program Studi Keahlian Teknik Ketenegalistrikan Sekolah Menengah kejuruan N 2 Yogyakarta memunculkan fakta bahwa Sekolah telah melaksanakan aneka macam aktivitas dalam pengelolaan administrasi pembelajaran. Kegiatan-kegiatan itu berupa perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran, serta pengawasan pembelajaran. Dalam pelaksanaan administrasi pembelajaran yang sangat berperan penting yaitu guru, alasannya yaitu hampir semua aktivitas administrasi pembelajaran dilaksanakan oleh guru mulai dari perencanaan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP. Sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran guru juga telah melaksanakan aktivitas pendahuluan, aktivitas inti, aktivitas epilog dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan penilaian hasil pembelajaran guru melaksanakan penilaian pembelajaran dengan memakai tes tertulis. Sedangkan untuk aktivitas penilaian pembelajaran tanpa tes tertulis tidak semua guru melakukannya. Proses pembelajaran juga memerlukan pengawasan biar sesuai dengan aturan. Pengawasan dalam proses pembelajaran di Program Studi Keahlian Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Menengah kejuruan N 2 Yogyakarta dilakukan oleh sekolah dengan melaksanakan aktivitas supervisi dan penilaian pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan yang telah diuraikan sudah sesuai dengan hukum pemerintah yang dituangkan dalam permendiknas nomor 41 tahun 2007 perihal standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

            Menurut Rafi Mariska, kalau melihat dari hasil pengamatan managemen kurikulum sanggup disimpulkan bahwa proses administrasi kurikulum di sekolah tersebut berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan bahwa suatu administrasi kurikulum dikatakan berhasil apabila  dalam pelaksanaan kurikulum sudah terdapat keseimbangan antara penerima didik dengan pendidik, sarana dan prasarana yang mendukung, menyerupai laboratorium kimia untuk berjalannya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, serta keahlian pendidik dengan mata pelajaran yang diajarkan.

            Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk membuat suatu individu atau masyarakat yang mempunyai perilaku kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang sanggup menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang bersiklus dengan baik dan kurang terang arah tujuannya, hal tersebut terkait bersahabat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada administrasi kurikulum itu sendiri, hal itu sanggup dilihat dari :

      1.      Ketidaksinambungan dan ketidaksinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang menunjukkan kebijakan di atasnya.
      2.      Keterbatasan akan sarana dan prasarana.
      3.      Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah.
    4.    Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam aktivitas pembelajaran atau penyampaian bahan pelajaran.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Manajemen Pembelajaran"

Post a Comment