Menurut Rafi Mariska, kalau melihat dari hasil pengamatan managemen kurikulum sanggup disimpulkan bahwa proses administrasi kurikulum di sekolah tersebut berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan bahwa suatu administrasi kurikulum dikatakan berhasil apabila dalam pelaksanaan kurikulum sudah terdapat keseimbangan antara penerima didik dengan pendidik, sarana dan prasarana yang mendukung, menyerupai laboratorium kimia untuk berjalannya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, serta keahlian pendidik dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk membuat suatu individu atau masyarakat yang mempunyai perilaku kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang sanggup menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang bersiklus dengan baik dan kurang terang arah tujuannya, hal tersebut terkait bersahabat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada administrasi kurikulum itu sendiri, hal itu sanggup dilihat dari :
1. Ketidaksinambungan dan ketidaksinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang menunjukkan kebijakan di atasnya. 2. Keterbatasan akan sarana dan prasarana. 3. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah. 4. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam aktivitas pembelajaran atau penyampaian bahan pelajaran. |
0 Response to "Manajemen Pembelajaran"
Post a Comment